Minggu, 08 Januari 2023

ANALISIS RISIKO BENCANA PANDEMI COVID-19

 

Nama          : Ananda Rahmawati Susilo

NIM           : 21413241014

Kelas          : A- 2021

Prodi          : Pendidikan Sosiologi

Mata Kuliah    : Masyarakat Risiko

Dosen         :    1. Prof. Dr. Siti Irene Dwiningrum, M.Si.

                        2. Aris Martiana, M.Si.

 

Analisalah risiko bencana wabah penyakit Covid-19 dengan kajian masyarakat risiko!

 

Sumber: https://kominfosandi.kamparkab.go.id

 

Pandemi COVID-19 yang melanda hampir setiap negara di dunia telah menyebabkan jutaan infeksi dan kematian. Pandemi menimbulkan dampak sosial, ekonomi, dan politik, mempengaruhi sebagian besar orang dan negara di dunia. Pandemi memaksa pemerintah Indonesia mengambil kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), selama penerapan kebijakan ini, semua aktivitas masyarakat di luar rumah dibatasi.

Bencana wabah penyakit Covid-19 memiliki risiko karena terdapat probalitas kerugian fisik pada proses teknologis. Covid-19 merupakan salah satu contoh bencana non alam yang diakibatkan oleh suatu peristiwa. 

Mengapa dikatakan bencana??? 

.

.

.

Covid-19 dikatakan sebagai bencana karena di dalam kejadiannya dapat menyebabkan terganggunya kondisi normal dan dapat menyebabkan penderitaan melebihi kapasitas penyesuaian yang terkena dampak. Melihat dengan adanya pandemi Covid-19, menimbulkan kerugian seperti banyaknya jumlah kematian berdasarkan data statistic pada https://github.com/CSSEGISandData/COVID-19, jumlah kasus sepanjang waktu mencapai 6.72 juta dan meninggal sejumlah 161 rb jiwa. Hal tersebut terjadi secara tiba-tiba dan perlahan. Sehingga Covid-19 dikatakan sebagai bencana non alam.

Risiko bencana akibat wabah pandemi Covid-19 yaitu kematian, kehilangan harta benda dan orang tersayang, dan gejala psikologis trauma terhadap bencana. Oleh karena itu, Covid-19 dapat menyebabkan berbagai macam risiko seperti risiko fisik ekologis, sosial, dan mental.

-         Risiko fisik ekologis adalah risiko kerusakan fisik pada manusia dan lingkungannya. Pandemi Covid-19 menyebabkan kerusakan pada manusia hingga banyaknya kematian akibat kasus pandemi Covid-19.

-           Risiko sosial adalah risiko yang menggiring pada rusaknya bangunan dan lingkungan sosial. Dengan adanya pandemi Covid-19, pemerintah menetapkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sehingga banyak masyarakat hanya berdiam dan melakukan aktivitas di rumah saja. Hal tersebut menyebabkan minimnya sosialisasi antar masyarakat yang mungkin saja dapat merusak lingkungan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

-             Risiko mental adalah risiko dengan hancurnya bangunan psikis, berupa perkembangan bentuk abnormal, penyimpangan, atau kerusakan psikis lainnya. Banyak para pekerja yag terkena PHK akibat pandemi, serta banyaknya keluarga kelas menengah ke bawah memiliki perekonomian yang merosot. Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan mental masyarakat. Dan juga dapat muncul sikap kecemburuan yang kemudian berkembang menjadi penyimpangan, seperti adanya pencurian, perampokan, dan lain sebagainya.

Dengan adanya wabah penyakit Covid-19 yang berkepanjangan tersebut, sebagai masyarakat yang terdampak memerlukan berbagai modal sosial untuk menangani bencana tersebut. Sehingga peran modal sosial diperlukan dalam menggerakkan masyarakat untuk aktif dalam melaksanakan strategi upaya pencegahan dan penanganan Covid-19. Maraknya kasus Covid-19 memberikan kesadaran kepada kelompok-kelompok masyarakat untuk saling menangani dan memutus penyebaran Covid-19. Jejaring pada kelompok dengan membentuk Bonding Social Capital (ikatan antar orang dalam situasi yang sama) dapat membangun terbentuknya solidaritas antar masyarakat. Masyarakat memahami apa yang dirasakan oleh masyarakat lainnya.

Suatu kerja sama oleh kelompok sosial dalam penyelesaikan permasalahan pandemi dapat melalui tindakan bersama untuk mencapai tujuan bersama. Adanya kepercayaan, sikap terbuka terhadap informasi, saling menghargai menjadi faktor yang berpengaruh pada modal sosial. 

Misalnya, banyak jejaring kelompok yang membentuk aksi dalam mendukung penanganan bencana Covid-19 dengan mengingatkan cara hidup bersih dan membantu perekonomian masyarakat. Selain itu, terdapat banyak jejaring kelompok yang membentuk solidaritas seperti membagikan masker, hand sanitizer, sembako, dan melakukan sosialisasi mengnai penanganan wabah Covid-19. Oleh karena itu, peran modal sosial seperti jejaring bermanfaat dalam penanganan risiko mitigasi dan bersifat penting sehingga perlu dipertahankan sebagai bentuk perwujudan dalam proses pemulihan bencana terhadap lapisan masyarakat.

Selain itu, risiko pandemi Covid-19 dapat menyebabkan kemrosotan ekonomi masyarakat. Di mana bencana Covid-19 yang terjadi mengungkapkan ketimpangan pada masyarakat berpenghasilan rendah karena tidak memiliki kekuatan sosial, politik, dan ekonomi. Keluarga menjadi sumber modal sosial pada kekuatan ekonomi yang dapat dipulihkan melalui ikatan keluarga. Kerabat dan tetangga dapat menghasilkan modal sosial yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Dan juga lembaga sosial berfungsi sebagai penopang pada saat pandemi Covid-19. Banyaknya kebijakan pemerintah yang diberlakukan seperti adanya kebijakan PSBB, 3M, bantuan sosial, bantuan UMKM, mengadaan vaksin, dan lain sebagainya. Pentingnya program-program pemerintah dapat meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Permasalahan Budaya Organisasi Pada Pegawai Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis

UJIAN TENGAH SEMESTER PROFESIONALISME SUMBER DAYA MANUSIA Nama                           : Ananda Rahmawati Susilo NIM            ...