Selasa, 24 Oktober 2023

Budaya dan Sosial Masyarakat Jawa||Dalam Perspektif Sosiologi


Nama                           : Ananda Rahmawati Susilo

NIM                            : 21413241014

Departemen                 : Pendidikan Sosiologi-A 2021

Dosen Pengampu        : Aris Martiana, M.Si.

Mata Kuliah                : Profesionalisme Sumber Daya Manusia 


BUDAYA DAN SOSIAL 

MASYARAKAT JAWA

Sumber: https://goodminds.id/suku-jawa/

Indonesia memiliki berbagai keragaman baik keragaman budaya maupun keragaman letak geografis. Masyarakat Adat Jawa menjadi salah satu dari keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Masyarakat Jawa teletak di pulau Jawa yang memiliki akan banyaknya budaya, dan masyarakat Jawa ini menjadi salah satu kelompok etnis terbesar di Indonesia. Sehingga masyarakat Jawa merupakan salah satu bentuk societas manusia Indonesia yang termasuk ke dalam kelompok budaya. Kehidupan masyarakat Jawa bersifat kompleks dan beraga di mana terdapat berbagai tradisi dan kebudayaan, cara berinteraksi dengan sesama manusia dan kepercayaan yang dianutnya.

 

Kebudayaan, Sosial dan Ciri Khas Masyarakat Jawa

Kebudayaan meliputi bagaimana cara hidup masyarakat yang mencakup cara mereka bersikap, menggunakan pakaian, tutur bahasa, ibadah, dan norma-norma tingkah laku, serta sistem kepercayaan.

Masyarakat Jawa sebagian besar menganut agama Islam, namun beberapa masih ada yang mewarisi agama nenek moyang yaitu beragama Hindu atau Budha, dan sebagian lain ada yang menganut agama Nasrani seperti Kristen maupun Katolik. Pada masyarakat Jawa, agama Islam terdapat dua golongan yaitu golongan Islam murni atau santri dan Islam Kejawen. Menurut Koentjaraningrat (1995:211) mengatakan bahwa masyarakat Jawa yang menganut Islam santri biasanya tinggal di daerah pesisir seperti Surabaya, Gresik, dan sebagainya, sedangkan yang menganut Islam Kejawen biasanya tinggal di Yogyakarta, Surakarta, dan Bagelen. Dasar-dasar budaya Jawa tentang Islam membahas mengenai budaya sesuatu, maka tidak akan lepas kaitannya dengan adat atau tradisi maupun kebiasaan dari tempat budaya tersebut berasal.

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan memiliki tiga wujud, diantaranya yaitu:

-   Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

-  Wujud kebudayaan sebagai kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.

-   Wujud kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia. Di mana wujud pertama bersifat abstrak, tidak dapat diraba atau difoto, wujud yang kedua bersifat tentang pola tingkah laku manusia dan dapat diobservasi, difoto, dan didokumentasi.

Koentjaraningrat juga membagi kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terdiri dari sistem regili dan upacara keagaamaan, sistem dan organisasi masyarakat, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian, serta teknologi dan peralatan. Budaya masyarakat Jawa mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari seperti bahasa, agama, kesenian, dan adat istiadat.

a.       Bahasa: masyarakat Jawa, bahasa yang utama digunakan yaitu Bahasa Jawa, dengan berbagai kata dan ungkapan yang dapat mencerminkan nilai-nilai budaya Jawa.

b.   Agama: Sebagian besar masyarakat Jawa menganut agama Islam, dan beberapa masih ada yang menganut unsur kepercayaan animism dan sebagainya.

c.    Kesenian: Masyarakat Jawa memiliki berbagai kesenian tradisional, misalnya seni wayang seperti wayang kulit yang menjadi kesenian tradisional di Jawa yang memiliki pesan moral dan budaya. Tari tradiosional Jawa misalnya tari Topeng, tari Ramayana, yang memiliki nilai budaya dan memiliki makna simbolik. Selain itu, terdat berbagai kesenian lain pada budaya Jawa seperti batik, busana adat kebaya, rumah adat jawa, alat-alat musik tradiosional, dan lain sebagainya.

d.      Upacara Adat: Pada masyarakat Jawa terdapat berbagai upacara adat seperti pada pernikahan, kelaniran, maupun kematian, yang melibatkan banyak simbol dan prosesi khusus.

Budaya masyarakat yang melekat menjadikan masyarakat Jawa sangat menjunjung nilai-nilai luhur dari kebudayaan. Salah satu kebudayaan dalam Masyarakat Jawa yaitu tradisi Nyadran, yang dilakukan secara turun menurun. Adapun berbagai tradisi dalam penanggalan Jawa yang lain yaitu seperti Suranan, Muludan, dan Syawalan.

Pada aspek sosial, masyarakat Jawa dikenal dengan sikap sosialnya yang sangat menjunjung tinggi tata krama dengan dasar moral yang baik serta cara berpikir masyarakat Jawa yang seremonial terhadap suatu acara. Lingkungan masyarakat Jawa memelihara hubungan yang baik terhadap sesama manusia, misalnya dengan menerapkan sikap gotong royong dan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat Jawa juga memiiki sistem hierarki yang kuat, di mana mereka memberikan penghormatan kepada yang lebih tua dan yang memiliki status sosial yang lebih tinggi.

Ciri khas yang menjadi kekhasan masyarakat Jawa sehingga berbeda dengan masyarakat lainnya salah satunya yaitu masyarakat Jawa dikenal dengan lembut dan sopan dalam berbicara dan bertindak, yang mencerminkan nilai-nilai kesopanan dalam budaya Jawa. Dalam kebudayaan Jawa dilakukan untuk mempererat hubungan sosial, misalnya pada budaya kenduri, di mana mereka melakukan upacara adat dengan makan bersama. Selain itu, pada masyarakat Jawa memiliki sikap spiritual yang tercermin dalam seni, adat istiadat, dan kepercayaan. Sehingga berbagai keunikan budaya, sistem sosial, dan nilai-nilai tradisional pada masyarakat Jawa, menjadi ciri khas dan membedakan masyarakat Jawa dengan masyarakat lainnya di Indonesia.

 

Analisis Kehidupan Masyarakat Jawa secara Sosiologis

Sumber: https://goodminds.id/suku-jawa/


Sosiologi menjadi ilmu yang membahas mengenai berbagai aspek dalam masyarakat serta pengaruhnya terhadap manusia. Menurut Endraswara (2003:140 mengatakan bahwa masyarakat Jawa mempunyai prinsip hidup yang yakiki yaitu menyeimbangkan diri sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Pada aspek sosiologi dapat membahas mengenai perilaku atau gejala sosial yang terjadi pada masyarakat Jawa. Di mana di dalamnya terdapat susunan masyarakat Jawa, dan bagaimana kehidupan masyarakat Jawa yang dipenuhi dengan sikap sosial yang menjunjung tinggi tata krama dengan dasar moral.

Masyarakat Jawa memilikistruktur sosial yang hierarki, dengan memperlihatkan penghormatan masyarakat kepada mereka yang lebih tua dan mereka yang memiliki status sosial yang lebih tinggi. Struktur sosial tersebut dapat melibatkan mengenai kelas sosial, hierarki dalam keluarga, dan sistem nilai yang mempengaruhi kedudukan seseorang dalam masyarakat. Dalam masayrakat Jawa, terdapat tiga golongan yaitu:

-     Bendara, adalah masyarakat Jawa yang terdiri dari keluarga keraton dan keturunan bangsawan.

-      Priyayi, adalah bagian masyarakat Jawa yang terdiri dari pegawai negeri dan kaum terpelajara.

-     Wong cilik, adalah bagian masyarakat Jawa yang terdiri atas petani, tukang, dan pekerja keras lainnya.

    Bendara dan Priyayi termasuk pada status sosial atas, sedangkan wong cilik termasuk dalam     status sosial bawah.

Selain itu dalam sosologis, masyarakat Jawa memiliki sistem nilai yang kuat seperti kesopanan dalam berbicara dan bertindak. Nilai-nilai dan kepribadian masyarakat Jawa dapat mempengaruhi interaksi sosial, seperti bagaimana seseorang berbicara dengan mereka yang lebih tua dan mereka yang memiliki status sosial yang lebih tinggi. Dalam penggolongan struktur dan status sosial dalam masyarakat itu terikat dan mewujudkan susunan atas dasar kekeluargaan yaitu dengan sellau gotong royong, tolong-menolong, dan tukar menukar. Dasar moral masyarakat Jawa yaitu terletak pada hubungan dan kewajiban antara seseorang yang tidak memiliki status sosial yang sama.

Sehingga masyarakat Jawa senantiasa menjaga hububgan sosial dalam masyarakat dan menempatkan dirinya sesuai dengan status dan fungsinya masing-masing. Hal tersebut sesuai dengan teori sosiologi yaitu Teori Fungsionalisme Struktural. Di mana dalam Teori Fungsionalisme Struktural yang dikemukakan oleh Talcott Parsons, yang menganggap struktur sosial atau hierarki sebagai suatu keharusan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat. Dalam masyarakat Jawa, seperti yang dijelaskan di atas bahwa dengan adanya hierarti yang kuat mereka memiliki penghormatan kepada mereka yang lebih tua dan mereka yang memiliki status sosial yang lebih tinggi. hal tersebut berperan dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas masyarakat melihat setiap individu memiliki peran dan tanggungjawab sesuai dengan sstatus, peran dan fungsinya masing-masing. Sehingga secara sosiologis, kehidupan masyarakat Jawa menunjukkan bagaimana masyarakat memahami struktur atau status sosial dalam masyarakat, nilai-nilai budaya, dan norma sosial dalam menjaga keseimbangan sosial masyarakat, serta melihat peran dan fungsi sosial dapat berjalan sebagaimana mestinya.

 Sehingga melihat hal-hal di atas, profesionalisme masyarakat Jawa dapat dilihat dari cara mereka berperilaku dan menjalani pekerjaan yang sesuai dengan standar, etika, moral, dan budaya seperti dalam budaya Jawa itu sendiri. Masyarakat Jawa dikenal dengan masyarakat yang memiliki etika dan kesopanan serta penghormatan kepada seseorang yang berada di atasnya, sehingga dalam lingkungan kerja mereka dapat berkomitmen terhadap nilai-nilai budaya Jawa yang berlaku dikehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, nilai-nilai budaya dan norma sosial yang diterapkan dalam kehidupan mereka, dapat juga berlaku dalam konteks pekerjaan mereka, dengan melihat bagaimana pentingnya budaya dan etika dalam menjalani kehidupan professional pada masyarakat Jawa.

 





Referensi:

Choirozyad, Sukmayanti P, Faisal, MI. (2021) ASPEK SOSIOLOGIS, AGAMA, DAN BUDAYA MASYARAKAT JAWA. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institusi Agma Islam Negeri Kudus. Diakses pada https://www.studocu.com/id/document/institut-agama-islam-negeri-kudus/islam-dan-budaya-lokal/aspek-sosiologis-agama-dan-budaya-masyarakat-jawa/43354159

Istiqomah, N., Doyin, M., & Sumartini, S. (2014). Sikap hidup orang jawa dalam novel orang-orang proyek karya Ahmad Tohari. Jurnal Sastra Indonesia3(1).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Permasalahan Budaya Organisasi Pada Pegawai Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis

UJIAN TENGAH SEMESTER PROFESIONALISME SUMBER DAYA MANUSIA Nama                           : Ananda Rahmawati Susilo NIM            ...