Ananda Rahmawati Susilo
21413241014
KKL 2023 Departemen Pendidikan
Sosiologi
FISHIPOL UNY Angkatan 2021
Badui – Bandung
16 – 20 Januari 2023
🎀 𝒟𝑒𝒶𝓇 𝒟𝒾𝒶𝓇𝓎 🎀
.
.
.
Aku dan teman-teman Departemen Pendidikan Sosiologi Angkatan 2021 menjalani KKL atau Kuliah Kerja lapangan di salah satu Suku pedalaman di Indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, dan bahasa. Namun dari banyaknya keanekaraman suku yang ada di Indonesia, terdapat suku pedalaman yang tidak terekspose dan menutup diri dari dunia luar. YA! itu adalah Suku Badui khususnya Suku Badui Dalam. Suku Badui merupakan sekelompok masyarakat adat Sunda di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Mungkin banyak dari beberapa kalangan ataupun orang-orang yang
memiliki rasa penasaran dengan keberadaan Suku Badui. Seperti bagaimana
kehidupannya, orang-orangnya, adatnya, dan lain sebagainya yang menyangkut Suku
Badui. Alhamdulillah, pada kesempatan kala itu aku dan teman-teman Pendidikan
Sosiologi angkatan 2021 Universitas Negeri Yogyakarta mengadakan KKL atau
Kuliah Kerja lapangan mengunjungi Suku Badui Dalam. Setelah mengunjungi Suku
Badui, kami juga mengunjungi Kota Bandung. Untuk cerita selengkapnya, YUK IKUTI
CERITA AKU SELANJUTNYA!!!
Siang hari pada hari Senin, 16 januari 2023 aku dan rombongan
melakukan perjalanan menuju Badui dan Bandung. Tepatnya pada pukul 13.00 WIB,
kami berkumpul di depan Rektorat Universitas Negeri Yogyakarta untuk melakukan
doa bersama sebelum keberangkatan. Sebelumnya aku berangkat menuju Rektorat
bersama teman aku yaitu Hawana, Rahmi, dan Nabila menggunakan transportasi
online. Yah, karena barang bawaan kita yang cukup banyak jadi kami putuskan pakai
mobil transportasi online, hehee. Sesampainya di depan Gedung Rektorat, aku dan
teman-teman semua bergegas berkumpul dan menaruh ransel besar atau koper
bawaannya ke dalam bagasi bus masing-masing. Saat itu juga, panitia membagikan
snack untuk makan siang kita selama di perjalanan menuju rest area.
Tepat pada pukul 14.00 kami menunggu keberangkatan sambil menunggu
teman-teman yang belum sampai. Dan tidak lupa dari penanggungjawab bus dari
pihak panitia mengabsen dan membagikkan id card KKL Dilogi 2023. Oiya aku duduk
sebelahan dengan Dinda dan aku pilih dekat jendela bus karena aku mabukan jadi
supaya bisa lihat perjalanan dan ga jenuh. Setelah menunggu semuanya berkumpul
dan memasuki bus nya masing-masing, kami akan berangkat menuju pemberhentian pertama
yaitu rest area. Di rest area tersebut kami hanya dikasih waktu untuk buang air
dan tidak lama setelahnya kita berangkat lagi menuju rest area untuk makanan
malam dan sholat di RM. Pringsewu Cirebon.
Aku dan teman-teman rombongan bus satu, dua, dan tiga melewati tol
jalur utara, aku lupa namanya kalau ga salah via jalur toll Trans Jawa. Selama
di perjalanan aku menghabiskan waktuku buat melihat jalanan-jalanan, karena
entah kenapa aku suka lihat-lihat jalan-jalan saat perjalanan. Dibalik itu juga
tidak lupa buat makan jajan, iya jajan yang sorenya beli di Kopma UNY. Di dalam
bus juga di fasilitasi bantal dan selimut jadi enak yah buat tidur dan akupun
kebanyakan tidur saat perjalanan. Selain itu juga ada music karaoke ya bagus
lah bisa buat penghantar tidur hehe. Malam hari saat sampai di daerah Jakarta
aku terbangun dan kaget liat samping banyak gedung-gedung besar yah namanya
bangun tidur ya agak ngeleg wkw.
Tengah dini hari menuju terminal melewati jalan yang menurut aku
lumayan sempit untuk bus dan arus jalan yang berkelok. Sekitar pukul 04.00 WIB
atau lebih, aku dan rombongan sampai di Terminal Ciboleger. Di sana aku dan
teman-teman semuanya melakukan transit untuk bersih-bersih mandi, sholat, dan
makan. Kebetulan di terminal sedang ada acara sehingga dengan jarak yang tidak
begitu jauh aku dan teman-teman jalan kaki menuju Terminal Ciboleger. Yah
itung-itung buat pemanasan sebelum tracking di Badui ya gais.
Di daerah terminal tersebut ada Mushola untuk kami semua mandi
bersih-bersih dan sholat, namun harus antri terlebih dulu. Selain itu juga ada
masjid namun juga antri dan hanya ada satu atau dua kamar mandi saja. Kemudian
aku dan beberapa temanku memutuskan untuk sholat terlebih dahulu. Karena
antrian masih cukup banyak, akhirnya aku dan Rahmi mencari rumah warga untuk
menumpang mandi. Kebetulan sebelumnya juga aku dan Rahmi diberi tahu oleh bapak
TNI yang menunjuk rumah untuk kita menumpang mandi.
Aku dan Rahmi bergantian untuk mandi dan aku memanggil dua temanku
yaitu Nabila dan Dinda untuk ikut juga mandi di rumah warga. Karena kalau tidak
nanti pasti akan lama karena masih mengantri dan mereka berdua diarahkan ke
rumah depan. Setelah itu selesai mandi aku dan teman memberikan sedikit uang
sebagai ucapan terimakasih. Kemudian setelah mandi kami diarahkan untuk makan
dan kembali lagi ke bus untuk persiapan menuju Badui menggunakan shuttle. Namun
sebelumnya aku dan teman-teman diberi waktu untuk mempersiapkan barang bawaan
yang akan dibawa ke Badui. Aku membereskan pakaian kotor ke dalam koper di bagasi
dan mengambil barang yang harus dibawa ke Badui yang masih tertinggal di koper.
Setelah beberapa saat aku dan rombongan semuanya melanjutkan
perjalanan menuju Terminal Cijahe menggunakan shuttle. Sebelum naik ke shuttle,
kami diberi air mineral 1.5liter untuk dibawa saat tracking ke Badui dan satu
butir kecil gula jawa. Satu shuttle diisi dengan 12 orang di dalamnya. Selama
perjalanan naik shuttle diiringi dengan jalan yang berkelok dan jalanan yang
masih banyak bebatuan. Agak syock dan deg-degan juga tapi seru hehe, tapi aku
harus pegangan ke atas karena aku duduk di dekat pintu sehinggga tidak ada
bancikan untuk kaki ataupun tangan untuk ke depan.
Setelah lamanya perjalanan yang membuat deg-degan sekitar satu jam
an, kami serombongan sampai di Terminal Cijahe. Di situlah kami di sambut
dengana danya beberapa anak-anak dari Suku Badui Dalam. Mereka datang untuk
menjadi Porter, membawakan tas atau barang bawaan diantara kami yang ingin.
Jasa Porter dari anak-anak Badui itu dikasih harga seikhlasnya, namun
kebanyakan untuk berangkat dan pulang tracking biasanya sekitaran 50.000 atau
100.000 bahkan lebih.
Di Terminal Cijahe kita berhenti sejenak untuk membagikan kelompok
sesuai dengan rumah ketika di Badui, dan ada beberapa yang ke kamar mandi. Oiya
saat itu juga kami dibagikan buku dan bolpoint dari biro CS Holiday
masing-masing satu. Aku kebagian kelompok kamar 2 dan kelompok 1, 2, dan 10
mulai tracking paling awal di depan. Aku dan teman-teman melakukan tracking
selama kurang lebih dua jam an. Saat tracking menuju Badui Dalam aku tidak
menggunakan Porter karena mengira ya aku kuat, hehee. Ternyata setelah beberapa
menit melakukan tracking, perjalanan yang ditempuh sangat amat menguras energi
di manaalanan yang menanjak dan banyaknya kebatuan. Namun aku mencari Porter
lain ternyata mereka sudah memegang barang-barang tas dua sampai tiga per
orang. Karena kasihan jadi aku tidak menambah beban mereka.
Rasanya udah ga karuan, capek benar-benar capek namun harus tetap
melanjutkan perjalanan menuju Badui Dalam. Selama tracking tersebut kami sempat
beberapa kali berhenti untuk istirahat dan minum namun hanya sebentar. Karena
mengingat perjalanan tracking yang ditempuh masih cukup Panjang dan jauh. Oiya
kami juga melewati permukiman Suku Badui Luar juga lho. Ternyata orang-orang sana
ramah-ramah juga dan tidak sesekali menyapa.
Setelah sekitar dua jam atau lebih kami serombongan melakukan
tracking menuju Badui Dalam, kami akhirnya sampai di permukiman Suku Badui
Dalam. Kemudian kami masing-masing kelompok diarahkan ke rumah masing-masing
yang akan ditempati selama di Badui. Pertama kali mata melihat, wah sangat
indah sekali pemandangan-pemandangan alam yang masih sangat asri. Banyaknya
berbagai tanaman subur yang tumbuh di sekitaran Suku Baduy Dalam yang menandakan
bahwa alam di sana masih sangat terjaga kelestariannya.
Selanjutnya, sesampainya di rumah yang aku tempati tersebut, hujan
turun dengan sedikit deras. Alhamdulillah kami bersyukur disambut dengan hujan
dan tidak kehujanan ketika di jalan. Di sana kami diberi waktu untuk istirahat
dan kami juga disuguhi makanan dari pemilik rumah yang kami tinggali. Aku dan
teman serumah jalan-jalan menuju sungai karena ingin buang air kecil dan
awalnya melihat-lihat di sungai ada anak kecil sedang mandi bermain air, para
perempuan yang mencuci baju, alat-alat, dan buang air di sungai. Karena kami
tidak melihat tempat tertutup untuk buang air kecil, akhirnya kami kembali ke
rumah dan tidak lupa sholat. Sebelum menjelang maghrib kami diberitahu bahwa
ada tempat air mengalir di seberang jembatan dan kemudian kami serumah ke sana.
Di sana kami perlu mengantri untuk buang air dan wudhu dengan
teman-teman yang lainnya. Buang air kecil pun di tempat yang terbuka dan kami
memakai jarik untuk penutupnya. Setelah dari sungai kami bersama rombongan
pengunjung berkumpul di salah satu tempat yang lapang untuk berdiskusi dan
wawancara bersama Jaro atau ketua adat. Ada berbagai macam perwakilan daqri
kami yang bertanya seputar apa yang ingin diketahui tentang Suku Baduy Dalam
itu. Hal ini yang menjadi pengalaman yang terkesan karena kami benar-benar
merasakan kehidupan sebagai Suku Baduy Dalam. Di mana mereka benar-benar
menjalankan kehidupannya dengan kesederhanaan. Kami semua sebagai pengunjung
pun diberikan beberapa aturan seperti untuk tidak menggunakan gadget atau alat
elektronik, menuju tempat yang dilarang, dan lain sebagainya.
Aku pikir kunjungan kali ini dapat dikatakan berbeda
dari kunjungan-kunjungan yang sebelumnya di mana kunjungan biasanya cenderung
hanya berpusat pada tempat-tempat wisata yang semua orang bisa datang ke sana.
Namun kali ini memiliki kesempatan untuk mencoba sebuah pengalaman yang lebih
berbeda yaitu mengunjungi Suku Baduy Dalam. Suku Baduy Dalam merupakan suku
yang sangat tertutup dan masyarakatnya jauh dari kontaminasi dunia luar dan
modernisasi. Modernisasi dapat mempermudah kehidupan kita di mana semuanya
dapat dilakukan dengan praktis, misalnya saja ketika menginginkan makanan atau
perlengkapan kita dapat dengan mudah memanfaatkan gadget.
Namun di lain sisi, dengan adanya modernisasi yang
dapat memudahkan sesuatu yang kita inginkan, tetapi modernisasi juga dapat
menimbulkan sebuah permasalahan yang ada dalam kehidupan. Sehingga dalam hal
ini, masyarakat Suku Baduy Dalam memiliki kesederhanaan akan hal tersebut, di
mana dengan tidak menggunakan gadget mereka dapat selalu bahagia dan tidak
memiliki beban dari dunia luar. Mereka hidup dengan kesederhanaan, solidaritas,
dan sikap kekeluargaan yang harmonis. Hal tersebut dapat menjadikan pelajaran
dan pengalaman yang luar biasa ketika berada di Suku Baduy Dalam
Melihat kehidupan yang serba menjunjung tinggi
solidaritas dan kekeluargaan dan adanya sikap ramah dan saling tolong menolong.
Adanya berbagai larangan dan perintah ataupun aturan di Suku Baduy Dalam seperti
larangan menggunakan gadget atau alat teknologi dan transportasi, tidak boleh
menggunakan alas kaki, pintu rumah menghadap selatan atau utara, dan masih
banyal lagi aturan yang lainnya. Tentang sebuah tradisi, adat istiadat, dan
peraturan yang ada di Suku Baduy memiliki keistimewaan di mana masyarakat
kental akan budaya yang ada. Banyak sekali pelajaran dan pengalaman yang dapat
di ambil seperti hidup bersama tanpa melibatkan teknologi, sosialisasi bersama,
sikap solidaritas dan kekeluargaan, dan mencintau alam karena di Suku Baduy
Dalam bergantung dengan alam yang asri dan kehidupan yang damai.
Kemudian kamu melanjutkan malam hari di dalam
rumah saja dan sehabis maghrib kami dihidangkan kembali dengan masakan yang
sudah dimasak oleh tuan rumah. Setelah selesai makan kami santai-santai, ganti
baju, dan bercerita-cerita. Oiya kita ganting bajunya di dalam rumah pakai
tirai sarung lho hehe pokoknya lucu deh. Selain itu juga mengingat benar-benar
tidak ada listrik jadi di Suku Badui Dalam sangat gelap. Sehingga kami membawa senter
dan menggunakannya di malam hari karena kami juga tidak terbiasa dalam
kegelapan seperti itu. Namun sebelumnya salah satu diantara kami juga izin
kepada pemilik rumah ketika akan menyalakan senter. Nah! Hampir saja lupa, di
rumah yang kami tinggal ada anak kecil bernama Juna. Dia kecil lucu sekali dan
pada saat siang hari atau sore hari kami juga bercanda-canda dan mencoba ngobrol
bersama Janu. Kami juga sedikit memberikan makanan yang kami bawa untuk Janu
dan orang tuanya.
Tidak larut malam, kami pukul 20.00 WIB sudah
mulai bersiap-siap untuk tidur. Setelah kami tidur semalam, kami ber terbangun pikul 04.00 WIB pagi dan kami memutuskan untuk ke sungai buang air kecil,
bersih-bersih dan wudhu. Oiya kami bersih-bersih hanya pakai air saja karena
mengingat di Badui tidak boleh menggunakan sabun atau smeua yang berkaitan
dengan bahan kimia karena nanti sungai dan alam akan tercemar. Kami gelap-gelap
melewati sebuah jembatan dan kami saling bergandengan. Setelah selesai dan kami ingin kembali ke rumah nah baru teman-teman dari kelompok lain berdatangan. Sesampainya di rumah kami sholat dan beres-beres karena mengingat sebentar lagi kami akan meninggalkan Badui. Pagi hari juga kami dihidangkan makanan dari masakan Ambo dan kami pun memakannya. Tidak lama kemudian kami diberikan instruksi jam 06.00 WIB kami berkumpul dan melanjutkan perjalanan meninggalkan Badui.
Kami pun meninggalkan Badui dan tracking menuju Terminal Cijahe, dan saat tracking turun aku menggunakan jasa Porter anak Badui. Setelah melewati berbagai jalan yang becek karena sempat hujan, kami sampai di Terminal Cijahe dan kemudian bersih-bersih karena alas kaki dan celana kotor terkena lumpur. Setelah itu kami masuk shuttle dan melanjutkan perjalanan menuju Terminal Ciboleger. Karena adanya suatu kendala, kami berhenti di depan gerai toko dan akhirnya bus yang menhampiri kami. Kami melanjutkan perjalanan untuk ke Bandung dan di tengah perjalanan kami berhenti untuk makan siang dan sholat. Bergegas lagi kemudian kamu melanjutkan perjalanan menuju salah satu Hotel di Kawasan Paskal Bandung, Jawa Barat.
Sekitar pukul 20.00-21.00 WIB kami sampai dan aku ditugaskan menjadi penanggungjawab kamar sehingga mengambil dan memegang kunci kamar. Setelah itu kami menaruh barang ke kamar dan kembali lagi ke lantai bawah untuk makan malam yang dilanjutkan dengan pengarahan dosen mengenai penugasan dan pengarahan dari biro untuk perjalanan esok hari. Sudah selesai dan akhirnya aku dan tiga temanku ke kamar dan sholat, mandi bergantian. Setelah tengah malam kami ingin keluar jalan-jalan dan menjadi makanan atau jajan, yah namun sayang sekali semua sudah pada tutup. Okey, aku, Dinda, Hawa, dan Pingkan kembali ke kamar dan memutuskan untuk beli melalui online. Setelah makan-makan kami akhirnya tidur karena merasa kecapean.
Pada pagi hari kami bergegas untuk sholat, mandi, dan beres-beres kamar hotel karena selepas sarapan kami akan langsung check out. Setelah selesai sarapan kami bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan menuju Kesbangpol Jawa Barat. Nah karena mengingat adanya pembatasan, jadi bus satu secara langsung ke Kesbangpol dan bus dua maupun tiga menuju Hotel Fabu untuk mendengarkan materi dari Bapak Herry Pasya Sumbada, A. TD. sebagai Kepala Bidang Politik Dalam Negeri. Beliau menjelaskan mengenai peran Bakesbangpol dan pembangunan politik di Jawa Barat. Setelah materi dari Kesbangpol selesai, Pendidikan Sosiologi memberikan sebuah kenang-kenangan.
Setelah itu kami makan siang dan selanjutnya mendatangkan salah satu pihak dari Saritem untuk diwawancarai. Kepada teman-teman dan dosen pun memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait Saritem tersebut. Sudah selesai semua kegiatan di Hotel Fabu, kami beranjak ke Kampung Toleransi Gang Luna. Kami berjalan kaki untuk memasukin gang untuk menuju Balai pertemuan. Di katakan Kampung Toleransi diresmikan pada 20 agustus 2017. Mengapa dikatakan Kampung Toleransi?
Ini adalah salah satu foto bersama bareng Ibu Dosen di Farm House. Farm House terletak di daerah Lembang Bandung. Suasana Lembang yang dingin, Farm House dengan banyak binatang dan pohon tanaman-tanaman yang asri dan indah sangat menyejukkan mata. Karena Farm House tutup pukul 18.00 WIB maka kami bergeas untuk keluar dari area Farm House. Dan saat itu juga kami kembali masuk bus dan melanjutkan perjalanan menuju tempat makan di Lembang. Sesampainya di tempat makan, dinginnya udara Lembang sangat terasa sampai-sampai aku menggigil ketika ambil air wudhu. Setelah selesai makan dan sholat kami melanjutkan perjalanan menuju pusat oleh oleh.
Di pusat oleh-oleh aku beli beberapa jajan pesanan dari Ibu dan beberapa jajan yang aku inginkan. Dan aku syok melihat belanjaanku dan ternyata habis banyak, huhu. Setelah itu, kami pun full melanjutkan perjalanan tanpa berhenti lagi sampai Yogyakarta. Pada sekitar pukul 04.00 WIB kami semua satu rombongan sampai di depan gerbang Rektorat Universitas tercintah. Aku, Rahmi, dan Nabila pulang bersama menggunakan transportasi online. Dan karena kost aku belum dibuka, akhirnya aku menumpang di kost Hawana sampai siang karena ketiduran.
TAMAAAATTTTTTT>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar