Rabu, 26 Oktober 2022

Risiko Bullying Dan Modal Sosial Yang Ada Dalam Fenomena Aksi Bullying di Masyarakat

 


Nama  : Ananda Rahmawati Susilo
NIM    : 21413241014
Prodi   : Pendidikan Sosiologi
MK     : masyarakat Risiko
Dosen : Prof. Dr. Siti Irene Dwiningrum, M.Si. dan Aris Martiana, M.Si.



Source: https://radarpekalongan.co.id/wp-content/uploads/2022/08/Bullying-Kompasiana.jpg


Risiko yang saya dipilih yaitu mengenai risiko bullying. Risiko adalah suatu cara sistematis menangani bahaya-bahaya dan tidak keamanan yang disebabkan dan diperkenalkan oleh modernisasi.

Modal sosial merupakan lembaga, pranata, pola hubungan, sikap, dan nilai dalan masyarakat yang mengatur interaksi antar manusia yang berpengaruh pada fungsinya dan perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Modal budaya adalah aset sosial atau pendidikan seseorang berupa pengetahuan dan keterampilan intelektual yang memberikan keuntungan dalam mencapai status sosial yang lebih tinggi di masyarakat. Modal sosial menjadi faktor penting dalam penanggulangan bencana.


Source:  https://profesi-unm.com/wp-content/uploads/2021/11/Infografis-Cyberbullying-Breakdown-Part-A.png 

§  Risiko Bulying

Bullying termasuk ke dalam jenis kekerasan spesifik yang seringkali hadir tanpa disadari dalam suatu relasi sosial. Bullying dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk di dalam sistem persekolahan. Intensitas bullying di sekolah menunjukkan peningkatan dengan jenis yang semakin beragam, seperti verbal bullying, physical bullying, sexual bullying, emosional bullying, dan cyber bullying.

Bullying yang terjadi di masyarakat dapat mengancam setiap pihak yang terlibat, baik yang dibully maupun yang membully. Selain itu, bullying memberikan risiko dan membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik, maupun mental. Bullying dapat menimbulan risiko yang menyebabkan terjadinya kemungkinan penyimpangan yang tidak diharapkan. Kasus bullying sering dilihat pada lingkup masyarakat terlebih lagi pada lingkup sekolah. Selain tawuran, bentuk-bentuk perilaku kekerasan sudah lama terjadi di sekolah-sekolah, namun tidak mendapat perhatian, bahkan mungkin tidak dianggap sesuatu hal yang serius. Misalnya bentuk intimidasi dari teman-teman atau pemalakan, pengucilan diri dari temannya, ejekan, olok-olok. Di mana aksi tersebut membuat anak jadi depresi atau takut bertemu orang lain karena merasa terancam dan takut.

Modal sosial budaya memiliki peran dalam penanganan risiko mitigasi bencana dengan mempertahankan dan meningkatkan berbagai modal sosial budaya yang ada, sehingga dapat tercapainya keberhasilan bersama-sama. Oleh karena itu, peran modal sosial budaya dalam mitigasi becanda memiliki sifat yang penting dan dipertahankan sebagai bentuk perwujudan dalam proses pemulihan bencana terhadap lapisan masyarakat.

Dengan maraknya kasus bullying, sebagai individu atau masyarakat yang terdampak memerlukan berbagai modal untuk menanganinya. Modal sosial budaya dalam penanganan bullying diantaranya yaitu melalui sikap kesadaran bersama mengenai bullying. Dalam lingkungan masyarakat, modal sosial budaya yaitu pengadaan dinas sosial, di mana terdapat kegiatan-kegiatan positif sehingga seseorang yang menjadi pelaku akan berpikir dan bertindak lebih positif. Pada lingkup sekolah menurut Walker (2006) dalam penelitian menjelaskan bahwa kekerasan pada siswa dapat di cegah dengan program pembelajaran kooperatif, dimana program tersebut dapat membangun sebuah modal sosial antara siswa yang kecil dengan siswa yang lebih besar. Selain itu, sebagai pelaku mungkin memerlukan modal dari lingkungan sekitar seperti keluarga karena bullying dapat terjadi karena pelaku kurang perhatian dari oranng tua sehingga mencari perhatian dengan cara aksi bullying. Oleh karena itu, sebagai agen sosialisasi penting keluarga memiliki modal sosial budaya dalam mengatasi risiko bullying seperti mengikat harmonisasi orang tua dan anak, perhatian orang tua terhadap anak, dan sikap serta nilai positif lainnya.

Risiko bullying ini masuk ke dalam risiko mental, risiko mental itu sendiri merupakan risiko terhadap hancurnya bangunan psikis, dapat berupa perkembangan aneka bentuk abnormalitas, penyimpangan atau kerusakan psikis lainnya, baik yang disebabkan faktor eksternal maupun internal. Risiko bullying dalam hal ini dapat mengancam kehancuran mental atau psikis korban. 




Referensi:

BAB I Pendahuluan. Kasus Bullying. http://eprints.ums.ac.id/48023/6/BAB%20I.pdf



Permasalahan Budaya Organisasi Pada Pegawai Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis

UJIAN TENGAH SEMESTER PROFESIONALISME SUMBER DAYA MANUSIA Nama                           : Ananda Rahmawati Susilo NIM            ...